Selasa, 23 Oktober 2018

Sumpah pemuda pada zaman z


   Sumpah pemuda di adakan pada tanggal  27-28 oktober 1928, dan berisi seperti ini : Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

lihatlah sudah berapa lama sumpah pemuda ada di indonesia namun di generasi ini generasi z,para pemuda belom bisa mengartikan dan melaksanakan isi sumpah pemuda itu,banyak pemuda saat ini melanggar sumpah pemuda,contoh seperti pemuda saat ini kebanyakan bangga memiliki kebangsaan selain indonesia ,padahal pemuda ini berbangsa indonesia.Seharusnya pemuda saat ini sadar bahwa kita harus menjungjung tinggi bangsa kita agar kita tidak di jajah lagi

Selasa, 09 Oktober 2018

   Pada suatu hari ada seokor kancil beruang dan kera.kancil itu ingin memakan ikan seperti beruang tapi mengapa kancil itu tidak bisa seperti beruang.sang beruang pun membantu si kancil menangkap ikan dan akhirnya si kancil pun senang.sang beruang pun ingin memakan pisang yang ada di pohon tetapi sang beruang tidak bisa menganbik pisang itu dan tidak bisa makan pisang itu.
    

   Seekor kera pun dateng itu membantu si beruang untuk mengambilkan pisangnya,alhasil sang beruang pun dapatkan pisangnya.mereka bertiga pun akhirnya saling tolong menolong karena memiliki sikap yang sama yaitu bergotong royong

Selasa, 02 Oktober 2018

Cerita pendek

Pergi ke sungai bawa kaca
Naik kopaja ke arah rawa belong
Lihat aja komuk yang baca
Mukanya kayak penggorengan gosong


Jalan jalan ke surabaya
Jangan lupa beli bakpia
Eh lo jangan begaya
Muka lo kaya kobra

Burung perkutut
Burung kutilang
Kaamu kentut
Gak bilang bilang

Ada burung dalam sangkar
Burung lepas susah nangkapnya
Buat apa bertengkar
Bertengkar gak ada untungnya

batik

2 oktober adalah hari batik nasional

Selasa, 24 Juli 2018

Diponegoro was born on 11 November 1785 in Yogyakarta, and was the eldest son of Sultan Hamengkubowono III of Yogyakarta. During his youth at the Yogyakartan court, major occurrences such as the dissolution of the VOC,the British Invasion of Java, and subsequent return to Dutch rule. During the invasion, the Sultan Hamengkubuwono II, pushed aside in his power on 1810 in favor of Diponegoro's father, used the general disruption to regain control. In 1812 however he was once more removed from the throne and exiled off-Java by the British forces. In this process, Diponegoro acted as an adviser to his father and had apparently provided aid to the British forces to the point where Raffles offered him the Sultan title which he declined, perhaps due to the fact that his father was still reigning.

When the sultan died in 1814, Diponegoro was passed over for the succession to the throne in favor of his younger half brother, Hamengkubuwono IV (1814-1821), who was supported by the Dutch despite the late Sultan's urging for Diponegoro to be the next Sultan. Being a devout Muslim, Diponegoro was alarmed by the relaxing of religious observance at his half brother's court in contrast with his own life of seclusion, as well as by the court's pro-Dutch policy.
In 1821, famine and plague spread in Java. Hamengkubuwono IV died on 1822 under mysterious circumstances, leaving only an infant son as heir. When the year-old boy was appointed as Sultan Hamengkubuwono V, there was a dispute over his guardianship. Diponegoro was again passed over, though he believed he had been promised the right to succeed his half brother - even though such a succession was illegal under Islamic rules.This series of natural disasters and political upheavals finally erupted into full-scale rebellion.
Teta